BAYTUL HIKMAH SEBAGAI PUSAT PERADABAN ISLAM PADA MASA DINASTI ‘ABBASIYAH’

abdul komar

Abstract

Abstraksi : Makalah ini menjelaskan tentang Baytul Hikmah sebagai pusat peradaban tertinggi Islam pada dinasti ‘Abbasiyah. Dinasti ‘Abbasiyah yang dipelopori oleh khalifah Harun al-Rasyid (786-809 M) dengan semangat keilmuannya yang tinggi mampu mendirikan perpustakaan pribadi yang bernama Kanz al-Hikmah, dengan koleksi buku yang banyak. Setelah itu dikembangkan oleh anaknya yang bernama Khalifah al-Ma’mun (813-833 M), sehingga perpustakaan Kanz al-Hikmah menjadi besar, kemudian diganti dengan Baytul Hikmah. Koleksi buku di Baytul Hikmah semakin banyak ( sekitar 600.000 jilid buku, 2.400 diantaranya adalah al-Qur’an dengan berhiaskan emas dan perak) dan banyak juga koleksi buku langka dari Persia, Yunani dan negara-negara Eropa. Baytul Hikmah adalah satu diantara 37 perpustakaan di Baghdad pada abad ke-13 terbesar, terlengkap dan mempunyai aktivitas keilmuan yang jelas, seperti membaca, menerjemah dan berdiskusi. Tetapi, seiring berjalannya waktu, Baytul Hikmah mengalami kemunduran yang drastis, dikarenakan pecahnya negara Islam di Timur Tengah, seperti: Mesir dan Siria dikarenakan system pemerintahannya kurang bagus dan juga penghancuran kota Baghdad oleh Hulagu Khan dari Mongolia.

Authors

abdul komar
komarunzah12@gmail.com (Primary Contact)
komar, abdul. (2021). BAYTUL HIKMAH SEBAGAI PUSAT PERADABAN ISLAM PADA MASA DINASTI ‘ABBASIYAH’. BAHTSUNA: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 3(2), 200–218. https://doi.org/10.55210/bahtsuna.v3i2.66
Copyright and license info is not available

Article Details